Kupang,nwartapedia.com — Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Prof. Dr. dr. Sukadiono, M.M, meninjau langsung pelaksanaan posyandu di Aula Gereja St. Petrus Rasul, Kelurahan TDM, Kota Kupang, Jumat (17/10/2025).
Kunjungan ini bertujuan untuk memantau aktivitas posyandu bagi anak balita dan ibu hamil serta mendorong optimalisasi layanan kesehatan dasar di tingkat komunitas.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Sekda Kota Kupang Jeffry Pelt, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Kupang dr. Widya Cahya, serta pejabat dari Dinas Kesehatan dan kader posyandu.
Dalam sambutannya, Sekda Jeffry menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah pusat, yang menurutnya menjadi bukti nyata sinergi dalam mempersiapkan generasi emas Indonesia.
“Program nasional penurunan stunting telah kami terjemahkan dalam berbagai program daerah, dan terus diperkuat di semua OPD,” kata Jeffry.
Plt Sekretaris Dinkes Kota Kupang, Ngurah Suarnawa, melaporkan bahwa angka stunting di Kota Kupang per Agustus 2025 masih berada di angka 29% atau 3.377 kasus.
Ia menjelaskan sejumlah langkah telah dilakukan, termasuk peningkatan kapasitas kader dan pemantauan pertumbuhan secara rutin di 369 posyandu aktif di Kota Kupang.
Deputi Sukadiono menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Menko PMK Pratikno, dan menegaskan bahwa prevalensi stunting di NTT masih menjadi perhatian nasional.
“NTT masih di angka 37%, dan Kota Kupang 28%. Pemerintah daerah perlu mengoptimalkan layanan pemantauan balita dan ibu hamil, serta edukasi gizi sejak usia remaja,” ujar Sukadiono.
Ia mendorong agar dinas kesehatan di semua tingkatan terus mengedukasi remaja putri dan calon pengantin untuk mencegah stunting sejak sebelum kehamilan.
“Kita butuh peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan kader posyandu, serta dukungan penuh dari pemda dalam program gizi gratis yang terintegrasi,” tegasnya.
Selain meninjau langsung layanan posyandu, rombongan dari Kemenko PMK juga menyerahkan bantuan sembako kepada warga dan mainan edukatif untuk anak-anak yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah pusat dalam memperkuat intervensi langsung di lapangan dalam penanganan stunting secara menyeluruh dan berkelanjutan. ***